Tuesday, December 29, 2015

METODE KERJA GALIAN

Pekerjaan Galian merupakan tahapan awal untuk mulai pembangunan, pada tahapan ini kontraktor harus lebih teliti dalam membaca gambar struktur karena berkaitan dengan sistem pondasi yang akan diletakan pada galian tersebut, ada beberapa cara yang untuk melakukan proses pekerjaan galian yaitu secara manual yakni dengan menggunakan peralatan cangkul, sekop dll. cara yang kedua menggunakan alat berat yakni mesin exavator, bulldozer dll.


Ilustrasi Pekerjaan Galian dengan alat berat (Exavator)

Ilustrasi Pekerjaan Galian Manual


Ada beberapa tahapan untuk mengerjakan pekerjaan galian tersebut, yaitu :
  1. Persiapan
    • Pembuatan Gambar Shop drawing yang kemudiandi ajukan ke Manajemen Konstruksi (MK) untuk membuat persetujuan dari MK.
    • Persiapan tenaga kerja dan peralatan kerja
  2. Pengukuran
    • Setelah penentuan titik pondasi maka harus melakukan pengukuran untuk menentukan Elevasi Galian.
    • Berikan Tanda pada titik galian disesuaikan dengan pola Grid pada gambar.
  3. Pelaksanaan Pekerjaan Galian
    •  Proses penggalian dilakukan dengan peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada lokasi galian.
    • Kedalaman galian harus disesuaikan elevasi pada gambar.
    • Kedalaman galian harus diukur dengan alat ukur theodolit.
    • Saat penggalian berlangsung pasti akan ditemukan benda-benda di dalam tanah yang tidak dibutuhkan dalam pembangunan seperti : batang pohon/kayu, sampah atau barang bekas lainnya yang tertanam didalam tanah, jika ditemukan benda tersebut harus diangkat dan dibuang.
    • bila terjadi genangan air dikarenakan rendahnya permukaan air tanah maka harus mengeluarkan air tersebut dengan pompa sehingga tidak mengganggu proses penggalian. Bisa juga dengan menggunakan system Dewatering.
    • Jika galian tersebut memiliki tanah yang bagus dan padat sebaiknya jang terburu-buru dibuang sebab bisa digunakan sebagai tanah urug atau urugan kembali setelah pekerjaan pondasi batu kali.
    • Buanglah Bekas tanag galian tersebut pada lokasi yang telah ditentukan, sehingga tidak terjadi penumpukan pada lokasi proyek


    Ilustrasi Pekerjaan Galian
    • Setelah pekerjaan galian ini selesai, maka selanjutnya dipersiapkan untuk pekerjaan urugan pasir bawah pondasi.

Wednesday, December 23, 2015

METODE KERJA PERSIAPAN (PRELIMINARIES)

Pada tahapan awal untuk memulai pekerjaan terlebih dahulu kita akan memulai dengan pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Persiapan ini merupakan kegiatan untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kebutah proyek dan melakukan pengecekan awal pada site meliputi pengukuran awal (membuat bowplank), menguji daya dukung tanah, mengukur batas-batas site sesuai dengan sertifikat. pada metode persiapan ini biasanya pihak Kontraktor sudah memulai untuk membangun beberapa bangunan tidak permanen seperti Direksi Keet, Gudang, Barak Kerja dll.

Pekerjaan persiapan ini akan memiliki beberapa tahapan yang harus kerjakan, yaitu :

  1. Pengukuran Awal
    Pengukuran ini dimulai dari titik BM1 & BM2 yang telah ada sesuai dari ketentuan dinas pertanahan, kemudian dilakukan cross check ulang oleh kontraktor. Alat yang digunakan adalah theodolite lengkap dengan statipnya.
  2. Membuat Bowplank, tujuannya adakah sebagai acuan untuk menentukan elevasi lantai bangunan, menentukan titik-titik as bangunan. cara pembuatannya yaitu dibuatkan pathok beton permanent atau Patok Kayu yang tidak permanen, menentukan titik duga awal (Titik Acuan) & membuat titik as bangunan.
    Contoh Pembuatan Bowplank
  3. Pekerjaan Direksi Keet
    Direksi keet merupakan tempat untuk kegiatan yang bersifat administratif, pengawasan dan tempat penyimpanan material, direksi keet ini diadakan untuk memperlancar kerja di lapangan yang menyangkut koordinasi diantara berbagai pihak yang terlibat dalam proyek ini untuk memenuhi kebutuhan dari kegiatan tersebut untuk itu penting jika direksi keet memiliki ruang-ruang sebagai berikut :
    • Ruang  konsultan pengawas
    • Ruang rapat
    • Kantor pemborong utama (kontraktor)
    • Gudang penyimpanan bahan dan material
    • Tempat / barak pekerja.
    • Ruang computer untuk drafter & administrasi.
    Direksi keet dibuat tidak permanen dengan konstruksi kayu sebagai bangunan sementara dan dibuat menjadi bangunan satu lantai atau dua lantai memanjang guna menghindari gangguan terhadap transportasi dalam lokasi proyek. Dalam hal ini direksi keet akan dilengkapi dengan :
    • Fasilitas perkantoran yaitu meja dan kursi untuk kerja serta untuk rapat, juga papan tulis, almari, rak kayu, rak gambar, komputer serta perlengkapan kerja lainnya.
    • Fasilitas penerangan baik di dalam maupun luar ruangan.
    • Fasilitas komunikasi yaitu telepon, Internet dan faxcimile.
      Contoh Gambar Direksi Keet

  4.  Mengatur Sirkulasi jalan
    Mempersiapkan dan mengatur sirkulasi kendaraan proyek, yang bertujuan diperoleh akses jalan
    yang baik untuk kendaraan proyek.
  5. Pekerjaan pengukuran dan pemetaan di lapangan
    Dari gambar desain yang telah ada dilakukan  pengeplotan gambar desain pada lokasi proyek. 
    Pekerjaan ini dilakukan dengan memasang bouwplank di sekeliling lokasi bangunan yang akan  
    dibangun yaitu menyangkut as bangunan dan level dasar ( level  0.00 ) bangunan.
  6. Pekerjaan pembersihan
    Pekerjaan pembersihan ini menyangkut :

    • Pembersihan lapangan dari berbagai tanaman yang dianggap mengganggu pekerajaan proyek.
    • Pembersihan lapangan dari berbagai batu-batuan yang relatif besar dan dianggap mengganggu pekerjaan proyek.
    • Pembersihan di lokasi dan sekitar lokasi proyek terhadap segala jenis barang yang dianggap akan mengganggu pekerjaan proyek.

  7. Pekerjaan listrik dan air kerja
    Untuk memperlancar proses pekerjaan ini, pemborong akan menyediakan listrik untuk keperluan
    pekerjaan perkantoran maupun pekerjaan di lapangan. Selain itu pemborong juga akan menyediakan air baik untuk memenuhi kebutuhan pekerja di perkantoran maupun pekerjaan di lapangan yang membutuhkan air.
  8. Mendatangkan alat berat & material pendukung pekerjaan awal.
    • Besi
    • Mesin & Alat Bor Pile
    • Mobil Crane
    • Bar cuter
    • Bar bender
    • Dll.
  9. Membuat Pagar pembatas
    Pagar pembatas ini bersifat tidak permanen material yang digunakan diutamakan matarial yang budah di bongkar, fungsi pagar ini juga agar hanya orang yang berkepentingan dilokasi proyek saja yang bisa masuk agar material bisa lebih aman dari pencurian.
  10. Post Satpam
    Pos Satpam dibuat sebagai pusat pengawasan keamanan proyek, karena pos ini berada pada entrance masuk proyek.



Monday, December 14, 2015

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur

Metode Pekerjaan Arsitektur ini sering kita temui pada saat pekerjaan proyek berlangsung, pada dasarnya pekerjaan pada suatu proyek terbagi dalam 5 (Lima) bagian, yaitu : Pekerjaan Struktur, Pekerjaan Arsitektur, Pekerjaan MEP, Pekerjaan Interior & Pekerjaan Landsecape. Masing-masing bagian merupakan elemen terpenting dalam sebuah bangunan oleh sebab itu banyak proyek-proyek besar banyak menggunakan tenaga ahli dalam bidang tsb.

Pekerjaan Arsitektur biasanya dimulai setelah pekerjan Struktur selesai, ada juga yang dikerjakan bersamaan misalnya bangunan berlantai lebih dari tiga maka setelah pekerjaan Struktur lantai 1 selesai dan dilanjutkan ke lantai 2 & 3 maka pekerjaan Arsitektur sudah bisa dikerjakan pada laintai 1.

Contoh Metode Pekerjaan Arsitektur & Struktur bersamaan

Untuk memulai pekerjaan Arsitektur kita harus lebih memahami alur dari pekerjaan tersebut, didalam pekerjaan arsitektur terdapat banyak iteam pekerjaan yang akan dikerjakan. tergantung dari kebutuhan pekerjaan yang dirancang oleh Arsitek. dalam hal ini saya akan memaparkan pekerjaan arsitektur secara umum saja. dapat kita lihat pada diagram dibawah ini

Alur Pekerjaan Arsitektur
Hal yang perlu diketahui bahwa pekerjaan Arsitektur memiliki bagiannya masing-masing, yang mana satu sama lain saling berkaitan, pada saat mengerjakan pakerjaan ini harus benar-benar orang yang ahli pada bidangnya sehinga pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan pekerjaan tersebut memiliki hasil yang baik.

untuk penjelasan secara rinci metode kerja tiap iteam tersebut diatas, silahkan buka tulisan saya selanjutnya.



Saturday, December 12, 2015

Pengertian Gambar Shop Drawing

Pada saat mengerjakan sebuah proyek tentunya banyak hal yang diperlukan dalam menjalankan proyek tersebut, baik itu bersifat administratif, skill para pekerja, kualitas bahan dan tentunya yang berkaitan dengan gambar atau desain. Kontraktor yang telah diberikan kepercayaan untuk mengerjakan sebuah proyek tentunya harus mengikuti gambar atau desain yang telah di rancang oleh arsitek (For Construction), akan tetapi untuk memulai tahapan pengerjaan harus mengacu pada gambar Shop Drawing. 

Mengapa harus gambar Shop Drawing dan bukan gambar For Construction? karena sebelum pekerjaan dimulai pihak kontraktor wajib mengeluarkan gambar shop drawing terlebih dahulu, kemudian di ajukan kepada pihak manajemen konstruksi (MK) untuk diperiksa kelayakan gambar tsb. yang kemudian akan disetujui atau direvisi oleh pihak MK segingga Shop Drawing tersebut layak untuk dipakai sebagai acuan untuk pekerjaan.

Shop Drawing Merupakan gambar yang dibuat oleh kontraktor yang mengacu pada gambar For Construction untuk dibuatkan gambar mendetail dari tiap iteam pekerjaan yang akan dikerjaan, berisikan semua informasi berupa ukuran, dimensi, lokasi, skala, jenis material dll. Yang tidak dipaparkan secara rinci pada gambar For Construction.

Fungsi dan tujuan dari gambar Shop Drawing yaitu :
  1. Pihak kontraktor bisa lebih mudah memahami pekerjaan yang dikerjakan.
  2. Pekerjaan yang telah dikerjakan dapat dipertanggung jawabkan.
  3. Untuk menghindari perubahan secara sepihak dari pihak Owner, karena apa bila ada perubahan Owner harus berkonsultasi dengan pihak Arsitek dan MK agar diterbitkannya gambar For Constructiron yang telah direvisi, sehingga kontraktor tidak mudah disalahkan. 
  4. Sebagai acuan untuk Opname pekerjaan yang telah dikerjakan agar bisa dicairkan tagihanny oleh pihak Owner.
Kriteria secara umum dari sebuah gambar Shop Drawing adalah mudah dipahami dan diterapkan yang disesuaikan dengan kondisi pada site / lapangan. sedangkan kriteria secara khusus yaitu :
  1. Bentuk pada Kop gambar berisikan Nama dari perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan proyek tsb.
  2. Pada Kop gambar harus berisikan kata SHOP DRAWING.
  3. Bentuk gambar harus menampilkan secara terperinci dan mendetail.
  4. Gambar harus memiliki skala dan Peta Lokasi iteam yang dikerjakan
  5. Gambar harus berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di lapangan
  6. memaparkan secara rinci jenis material, elevasi, dimensi dll.


Alur gambar Shop Drawing

Yang wajib diketahui gambar Shop Drawing sangat teikat dengan gambar For Construction, kontraktor tidak boleh merubah model atau desain dalam bentuk apapun tanpa seijin Konsultan, Owner dan MK. Jadi apabila kontraktor mengganti atau mengubah jenis atau elemen pekerjaan pada for construction tanpa Site Intruction SI dari MK, maka kontraktor dapat dituntut karena telah menyalahi aturan. 

Saturday, August 8, 2015

Persyaratan Teknis Sarana Rumah Sakit

  1. Atap
    Struktur atap harus kuat, tidak bocor, tidak menjadi tempat untuk perkembang biakang serangga, tikus dan binatang lainnya.
    • Persyarata Atap
      1. 1. Penutup atap dari bahan beton dilapisi dengan lapisan tahan air (Waterproofing).
      2. Penutup atap bila menggunakan keramik, atau genteng tanah liat (pletong), pemasangannya harus dengan sudut kemiringan dengan ketentuan yang berlaku

    • Langit-Langit (Plafon)
      1. Harus Kuat secara struktur dab mudah dibersihkan
      2. Tinggi plafon ruangan, minimal 2.70m dan tinggi di selasar (Koridor) minimal 2.40m.
      3. Plafon kemungkinan dari bahan kedap suara.
    • Dinding dan Partisi

      1. Penutup atap bila menggunakan keramik, atau genteng tanah liat (pletong), pemasangannya harus dengan sudut kemiringan dengan ketentuan yang berlaku. 

Wednesday, July 22, 2015

Prinsip-Prinsip Perencanaan Bangunan Rumah Sakit

Perencanaan Rumah Sakit (RS) ada berbagai peraturan didalamnya yang mengatur rancangan RS agar tidak menyalahi aturan dan kaidah bangunan dalam bidang kesehatan, baik itu bersifat Persyaratan Teknis RS tersebut atau dari Regulasi yang dibuat oleh Pemerinah. Terdapat beberapa prinsip yang mengatur hal tersebut. 

  1.  Prinsip umum Perencanaan RS.
    • Perlindungan terhadap Pasien. Hal ini merupakan hal yang harus diprioritaskan sebab terlalu banyak lalu lintas pada RS bisa sangat menggangu pasien, jaminan untuk terhindar dari infeksi harus dipertimbangkan khususnya pasien bedah dimana kondistapi penggunaan AC tersebuti bersih sangat penting oleh karena itu konsisi bersih pada RS merupakan syarat utama pada RS.
    • Membedakan jenis aktifitas antara medis dan non medis, pekerjaan bersih dan kotor, perbedaan type pasien dan penanganannya (rawat inap, rawat jalan, dan penderita khusus) serta perbedaan alur lalu lintas (dokter, perawat, staf administrasi, pasien rawat inap, rawat jalan, dan alur untuk menuju ke kamar mayat).
    • Merencanakan alur lalu lintas yang pendek,  Hal ini sangat pembantu karena alur yang pendek dapat membuat semua aktifitas bisa lebih cepat, karena jenis kegiatan yang berlangsung di RS memerlukan kecepatan dalam beraktifitas untuk menyelamatkan dan menyembuhkan pasien.
    • Sistem penanda (Sign Board), juga sangat membantu untuk mempercepat alur kegiatan yang berlangsung, hal ini dikarenakan luasnya bangunan rumah sakit dan banyaknya ruangan-ruangan maka akan lebih memudahkan pasien, pengunjung serta petugas medis untuk mengetahui arah yang akan dilalui.
    • Tata Letak Pos Perawat, juga merupakan suatu keharusan dalam perencanaan karena Pos ini merupakan pusat dari informasi yang dibutuhkan oleh para pengunjung dan pasien, pos ini juga berfungsi sebagai keamanan di dalam ruangan rumah sakit, membantu segala keperlian terdesak pasien jika terjadi hal yang tiba-tiba pada pasien.

    2. Prinsip Khusus Perencanaan RS
    • Optimalkan Cross ventilasi, dan pencahayaan. karena pada rumah sakit sangat membutuhkan udara alami, banyak bukaan pada ruangan sangat membantu untuk keluar masuknya udara segar. penggunaan AC pada rumah sakit bisa saja digunakan akan tetapi AC tersebut diletakaan sesuai kebutuhan dan pada ruangan tertentu.
    • Jendela harus dilengkapi dengan kawat kasa sehingga bisa menyulitkan nyamuk dan lalat  atau serangga lainnya yang akan masuk pada ruangan.
    • RS minimal mampunyai 3 akses atau pintu masuk pada site yang terdiri dari pintu masuk utama, pintu masuk Unit Gawat Darurat UGD dan pintu masuk layanan ke area service.
    • Pintu masuk pada bangunan harus mempertimbangkan kebutuhan dari aktifitas dan kegiatan yang berlangsung, pemisahan pintu tersebut bertujuan agar tidak adanya saling bertabrakan di sirkulasi, menjaga kebersihan alur yang dilalui (yang tidak dilalui oleh petugas kebersihan sehingga tidak akan menimbulkan bau) dan mempertimbangkan psikologis pasien yang sakit apa bila melihat mayit dikeluarkan ke Ambulance. oleh sebab itu harus memisahkan Pintu Utama untuk pasien Umum dan Khusus (Pasien Rawai Inap), Side entrance untuk pengunjung (Kerabat Pasien) yang akan ke kamar rawat inap, pintu Service dan alur mayit yang akan keluar ke pintu untuk menuju ambulance.
    • Pintu Service sebaiknya berdekata dengan gudang penyimpanan, Loundry dan dapur. pada area ini akan lebih baik disiapkan alur tersendiri dari site ke bangunan. tersedianya tempat penampungan limbah (Sampah), ruang untuk menurunkan muatan (peralatan medis dan non medis), dan alur menuju lift barang. 
    • lobby harus terlihat lebih menarik sehingga pengunjung bisa lebih cepat mengetahui letak pintu masuk utama



    Sumber :
    1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.
    2. Keputusan Mentri kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SKX/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit